Selasa, 24 Juni 2014

"FACHRY" Part V

Guyuran air membuatku tersadar, kepalaku masih terasa pusing.

''Hahaha.... Rupanya lu sadar juga.''
Ucap seseorang di depanku. Perlahan aku membuka kedua mataku, di keremangan malam, aku melihat tiga sosok makhluk bertubuh besar memakai tergos
(penutup kepala).

Tangan dan kakiku diikat dipohon. Mereka nampak mondar-mandir mengelilingiku.

''SIAPA KALIAN? LEPASIN GUE...''
ujarku berteriak.

''Hahahaha....haha....'' Ketiga makhluk itu kompak menertawakanku. Mendengar suara gelak tawa mereka,
membuatku ingin menerkam satu persatu orang-orang itu.

Sekuat tenaga aku mencoba berontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangan, tapi
usahaku sia-sia. Mereka mengikatku sangat kencang.

''LEPASIN GUE...'' Aku terus berontak.

Pllakkkkk....

Sebuah tamparan mendarat di pipiku, lalu orang itu mencengkram kedua pipiku dengan tangan kokohnya.

''Gue akan lepasin lu...Kalau lu bisa jaka sikap.'' Dia mendesis.

''Gue sama sekali tidak mengerti apa maksud kalian, MAU KALIAN APA HAAHH??''

''Dasar bodoh....''

Bbuuukkkk....

Satu pukulan mengenai perutku, aku terpekik menahan sakit.

''Boss...jangan terlalu kasar, kasihan dia.'' Ujar seseorang di belakang orang yang memukulku.

''Diam lu....Apa karna dia cakep, lu bilang kasihan. Dasar maho lapar...''

''Tapi, Boss.''

''DIAAAM. Gue akan kasih lo setelah urusan gue selsai.''
Orang itu diam tak berkutik, setelah orang yang di panggil 'bos' membentaknya.

Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

''LEPASIN GUE, BANG**T''

''Gue akan lepasin lu...Kalau elu berani berjanji, bahwa lu tidak akan mendekati lagi
cewek yang bernama Nissa. Dan asal lu tau, Nissa itu tunangan temen gue.''

'NISSA'

Sekarang aku mengerti apa maksud orang- orang ini.
Orang-orang ini suruhan tunangannya Nissa. Kenapa Nissa selalu menjadi petaka di
kehidupanku?.

''Gue janji akan jauhin Nissa. Tapi lepasin gue, CEPAAT.''

''Gue pegang janji lu, kalau besok-besok lu masih berhubungan dengan Nissa, Gue gak akan segan-segan ngabisin nyawa lu.'' Ancam dia.

Sebenarnya tanpa di mintapun aku sudah dari dulu menjaga jarak dari Nissa. Dan aku baru tau ternyata Nissa sudah tunangan.

''Sekarang giliran lu.'' Ucap seseorang yang di panggil bos, ke salah satu temannya.

Dia mendekatiku, bibirnya tersenyum, aku mentap lekat orang itu. Kedua tangannya meraba bagian dadaku.

''HEH....BANGSAT, Capet lepasin gue, gue sudah berjanji akan jauhin Nissa.''

Rasanya tenggorokanku kering, Sebelumnya aku tidak pernah berbicara menggunakan
tenaga seperti saat ini.
Orang itu tak henti-henti meraba dada dan perutku, bahkan sekarang tangannya mengelus-ngelus kedua pipiku.

Dia berbisik, ngeri mendengar ucapan dia.
Dia mengusap-ngusap jambang, dagu, juga bibirku, Aku terus memalingkan wajah.
Rasanya jijik melihat apa yang dia lakukan kepadaku. Lalu dia menahan wajahku dengan
kedua telapak tangannya.

''Bibirmu sangat menggoda.'' Ucap dia. Aku semakin muak mendengarnya. Lalu dia mencondongkan bibirnya, ke arah bibirku, seperti hendak mencium. Matanya terpejam beberapa centi lagi bibir dia akan bersentuhan dengan bibirku.

Cuuhhhh.....

Aku meludahi wajahnya, dia membuka matanya, menatapku geram.

Plakkkkk...

Lagi-lagi pipiku terkena tamparan.

''LEPASIN GUE A*J*NG, LEPASIIIN....''

Tak terasa air mataku keluar, aku jijik diperlakukan seperti ini, harga diriku merasa dilecehkan.
Sayup-sayup terdengar suara motor. 'Ya Allah mudah-mudahan motor itu menuju kearah
tempat ini'.

Aku ingat emak. Bagimana keadaan beliau sekarang, aku tidak ingat berapa jam aku
meninggalkan emak dirumah.
Air mataku terus menetes.

Aku hanya
pasrah, berharap ada orang yang
menolongku.
Deru motor itu semakin dekat, suara mesin
motor itu, tepat berada di atas tempat dimana
aku berada saat ini.
Aku mulai mengenali tempat ini. Ini adalah
kebun pinus miliknya Haji Daud.
''Tolllooooong...toloong. Tolllooong.''
Aku berteriak sekencang mungkin.
Suara motor itu berhenti. Aku mengucap
syukur, semoga pengendara motor itu
mendengar teriakanku.
''Tolooong....tolooooooonggg.''
Kedua teman si brengsek itu terlihat panik.
''Cabut broo...!!'' Ucap salah satu dari mereka
penepuk punggung si brengsek yang saat ini
sudah berhasil melorotkan celana jeansku.
''Ahh....sialll.'' Si Brengsek itu mengumpat
kesal lalu berdiri.
Cup.....
Aku tak bisa mengindari, sebuah kecupan
mendarat dibibirku.
Cuuuhhh....
Aku langsung meludah, jijik rasanya bila aku
harus berciuman dengan seorang laki-laki.
Mereka langsung berlari meninggalkanku
yang masih dalam keadaan terikat, tapi aku
bersyukur, akhirnya aku bisa terbebas dari
orang-orang itu.
''Tolooooooonnggg.'' Aku terus berteriak,
karna aku yakin pengendara motor itu masih
berada di atas.
Kerosakkkk...kerosaak.....!!!
Suara dedaunan kering, seperti terinjak
langkah kaki.
''Ada orang di sanaaaa.'' Suara seseorang
diatas.
''Toloong...Aku di sini.'' Aku terus meminta
pertolongan, semoga orang itu
menemukanku.
Cahaya lampu senter berkilitan kesetiap
penjuru arah.
Kerosaakkkk.... Kerosakk...!!
Langkah kaki itu semakin terdengar
mendekat. Cahaya lampu senter tepat
mengarah kewajahku, aku mengernyitkan
mata karna silau.
''Ari.......!!!'' Teriak orang tersebut.
Aku tidak tau siapa org itu, tapi sepertinya dia
mengenalku, karna dia memanggil namaku.
Orang itu berlari kearahku.
''Ari, kamu tidak apa-apa??'' Ucap orang itu.
Aku tak menjawab pertanyaan nya. Fikiranku
sibuk menerka-nerka siapa orang ini, dia
langsung membuka tali yang mengikat
kakiku.
Aku terus memperhatikan orang yang
berjongkok di hadapanku. Wajahnya masih
tertunduk, fokus membuka ikatan kakiku.


To Be Continue....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar